Pemkot Bekasi Tingkatkan Skrining dan Pendampingan Dini TBC Untuk Kuatkan Sistem Kesehatan Publik


Di tengah peningkatan perhatian terhadap penyakit menular, Pemerintah Kota Bekasi mendorong langkah lebih agresif dalam deteksi dan penanganan awal tuberkulosis (TBC) di wilayahnya. Upaya ini menyikapi fakta bahwa penyakit yang mudah menyebar melalui droplet tersebut masih menjadi beban kesehatan masyarakat — bahkan meskipun secara struktural dinyatakan “terkendali”.

Menurut Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) di Dinas Kesehatan Kota Bekasi, meski kasus TBC relative terkendali, pihaknya tetap memperluas cakupan skrining, mengintensifkan pemantauan kontak sehat, serta memperkuat pendampingan pasien hingga pengobatan selesai. Pemerintah kota menetapkan langkah-langkah kolaboratif sebagai bagian strategi untuk mencapai target eliminasi TBC nasional.

Salah satu titik tekan utama adalah skrining massal dan aktifasi tim percepatan penanggulangan TBC, agar pelibatan lintas sektor — mulai dari pemerintah daerah, puskesmas, hingga komunitas warga RW/RK — menjadi nyata. Dengan demikian, bukan hanya pengobatan pasien yang jadi fokus, tetapi juga deteksi dini dan pengawasan kontak erat untuk memutus rantai penularan.

Data yang tersebar di berbagai kanal menggambarkan tantangan yang masih dihadapi. Misalnya, sistem resmi mencatat lebih dari 9.000 kasus baru TBC di Kota Bekasi hingga awal Oktober 2025. Fakta ini menjadi pengingat bahwa upaya deteksi dan penanganan tak bisa bersifat pasif, melainkan harus proaktif dan menyeluruh.

Penguatan deteksi dini juga bertujuan mempercepat pengobatan dan meminimalkan risiko komplikasi atau kematian. Sebagaimana diketahui, keterlambatan penanganan TBC tidak hanya membahayakan pasien secara individu, namun juga meningkatkan beban ekonomi dan sosial karena penyakit ini sering menyerang usia produktif.

Memasuki akhir 2025, Pemerintah Kota Bekasi menegaskan komitmennya dengan menetapkan kebijakan formal pembentukan tim percepatan penanggulangan TBC sebagai bagian penguatan regulasi di tingkat daerah. Ke depan, keberhasilan program ini akan sangat bergantung pada keaktifan masyarakat dalam merespon ajakan skrining, serta ketersediaan layanan kesehatan yang responsif dan terbuka bagi semua warga.

Dengan demikian, Meski Kota Bekasi berada dalam jalur yang “terkendali”, langkah intensif deteksi dini dan pemantauan penyembuhan menjadi kunci dalam menjaga momentum pengendalian TBC — satu tantangan penting dalam memelihara mutu hidup masyarakat perkotaan yang padat.

Posting Komentar untuk "Pemkot Bekasi Tingkatkan Skrining dan Pendampingan Dini TBC Untuk Kuatkan Sistem Kesehatan Publik"